Senin, 02 Juli 2012

PENJASORKES ( SILABUS, RPP )

RASIONAL_Nya
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.


Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.


Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. 


Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman.


HAKEKAT PENDIDIKAN JASMANI

Pendidikanjasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.


Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus menerus dilakukan. Upaya itu mengejewantah dalam berbagai kegiatan dan program, dari mulai upaya meningkatkan mutu guru yang menjadi ujung tombak di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran, hingga perubahan kurikulum seperti yang saat ini sedang dilakukan pemerintah melalui perubahan Kurikulum Nasional Tahun 2004 kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


Perubahan Kurikulum memang bukan satu-satunya solusi dalam menangani permasalahan mutu, tetapi hanya salah satu faktor yang mendorong perubahan yang sifatnya mendasar, termasuk mendorong perubahan paradigma yang membelenggu semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk guru. Bahkan, dalam kondisi saat ini, perubahan kurikulum saja diasumsikan tidak akan membantu banyak dalam upaya perubahan mutu tersebut, karena guru sendiri belum melihat kurikulum dari perspektif yang benar. Mereka masih melihat kurikulum sebagai “buku resep masakan” yang sudah jadi, tinggal mengumpulkan bahan yang disebutkan dalam Silabus dan melakukannya persis seperti yang diminta, seperti sudah dipraktekkan selama ini.


Ketika kurikulum yang saat ini hendak diberlakukan (KTSP) bersifat berbeda dalam kemudahannya untuk digunakan sebagai resep, karena mereka harus menentukan resep masakannya sendiri dalam bentuk Silabi, maka kebingungan dan salah kaprahpun merebak, di samping nama kurikulum berbasis kompetensi pun memang masih sangat kurang familiar di telinga para guru. Bahkan para ahli pun hingga sekarang belum secara kompak sepakat kata dalam menentukan “kompetensi” dari setiap mata pelajaran.


Ambil contoh dalam matapelajaran pendidikan jasmani, yang hingga saat ini masing-masing penetapan butir kompetensinya masih simpang siur, sesuai selera dan kepekaan masing-masing, terutama karena berangkat dari kaca mata sendiri-sendiri. Pada tahap awal, perbedaan pandangan tersebut harus diminimalisir dengan adanya sebuah pedoman dalam penyusunan silabus, bahkan jika mungkin sampai pada petunjuk pelaksanaan pembelajaran dan sistem evaluasinya.
Hal ini dipandang penting agar guru mampu keluar dari belenggu pemikiran gaya lama, dan pada saatnya mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun silabusnya sendiri serta secara tepat merumuskan materi ajar dan pengalaman pembelajaran bagi siswanya.


MASALAH YANG ADA



Rendahnya tingkat kebugaran jasmani peserta didik pada sekolah dari semua tingkat satuan pendidikan di Indonesia dapat dijadikan satu petunjuk umum bahwa mutu program pendidikan jasmani di Indonesia masih rendah. Rendahnya mutu hasil pembelajaran pendidikan jasmani dapat disimpulkan dari keluhan masyarakat olahraga yang mengindikasikan bahwa mutu bibit olahragawan usia dini dari sekolah-sekolah kita sangat rendah. 

Dari survey yang dilakukan oleh Pusat Kesegaran jasmani Depdiknas terdahulu, diperoleh informasi bahwa hasil pembelajaran Penjas di sekolah secara umum hanya mampu memberikan efek kebugaran jasmani terhadap kurang lebih 15 persen dari keseluruhan populasi peserta didik (Ditjora, 2002).

Tujuan penyusunan naskah akademik adalah untuk memberikan pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengembang kurikulum masa depan mata pelajaran penjas; Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap pengembang kurikulum masa depan dan sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran penjas pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Ruang lingkup naskah akademik adalah mencakup kajian standar isi mata pelajaran Penjasorkes SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA dengan melibatkan unsur dari puskur, pakar dari Universitas (PT), guru (SD, SMP, dan SMA), dan pemerhati pendidikan.. Kegiatan dilaksanakan melalui Kajian dokumen, Kajian literatur, Kajian pelaksanaan standar isi di lapangan, Seminar, Diskusi Temuan yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah, bahwa Kurikulum 2004/SI Serba perilaku motorik, tidak memasukkan unsur kognitif-reflektif, socio-motor dan afektif dalam ruang lingkupnya; Terlalu melingkupi, seolah-olah semua materi “memungkinkan” untuk diimplementasikan di sekolah tanpa memperhatikan kondisi dan kemampuan sekolah; Berorientasi pada model kurikulum yang menekankan penguasaan teknik dasar dan keterampilan olahraga. Dari segi pelaksanaan dapat ditemukan beberapa hal sebagai berikut: Tidak terlihat adanya pengayaan pendekatan, gaya, metode, model serta strategi pembelajaran; Penjas terperangkap oleh paradigma dan orientasi tunggal “Pembinaan Usia Dini Pelatihan Olahraga;”Guru Penjas tidak lagi santun, tetapi lebih berwajah keras dan relatif penuh “hardikan;”Proses belajar tidak lagi bersifat pengasuhan dan tugas ajar tidak lagi berasas DAP. 

Sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut perlu: Revisi latar belakang standar isi mata pelajaran pendidikan jasmani; Pemisahkan SK dan KD permainan olahraga bola besar dan kecil, Atletik dan Beladiri menjadi SK dan KD tersendiri; Menggabungan SK dan KD Uji diri dan Aktivitas Ritmik menjadi SK dan KD Aktivitas Senam; SK dan KD Pola Hidup Sehat direvitalisasi termuat pada mata pembelajaran IPA. Dan yang perlu diperhatikan, bahwa Kurikulum Pendidikan Jasmani di masa depan selayaknya sudah mulai dirancang dengan memperhitungkan sebuah hasil ekstrapolasi tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat di masa depan, agar mampu memainkan peranan yang strategis dalam upaya
merekonstruksi masyarakat Indonesia di masa depan.

Tetapi semua itu kembali lagi kepada SDM para pendidik atau guru pengajar (PENJASORKES) sebagai ujung tombak pendidikan di Negeri kita ini, khususnya guru PENJASORKES yang menurut saya image di masyarakat buruk, karena dengan adanya masalah guru seenaknya saja tanpa melihat tujuan dan hakekat dari pendidika Jasmani tersebut. contoh kasusnya guru enak duduk aj tetapi siswanya disuruh lari dan sebagainya, guru cuma hanya nyuruh tapi tidah pernah memberikan contoh, sehigga dimata masyarakat dan murid beramsumsi atau berpendapat, meskipun saya bisa jadi guru PENJASORKES kalo cuma gt doang. itu yang terjadi dimasyarakat sehingga PENJASORKES selalu diremehkan.

Maka dari itu mari kita ubah persepsi atau image itu dengan pengetahuan dan kinerja kita. Jadi bagi temen - temen yang mau mendownload Perangkat Pembelajaran PENJASORKES Berkarakter dan standar ISO lengkap silakan DOWNLOAD DIISINI 

JAYA GURU PENJASORKES..............SALAM OLAHRAGA
heheheeheheeheheehe,,,,,,,,,,,,,,maap kalo ada kata-kata yang menyinggung perasaan temen-temen atau orang yang tersinggung,,,,sekali lagi saya MINTA MAAP..........
TERIMA KASIH,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar