This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

LUNTUR_NYA BUDAYA KITA (PERMAINAN TRADISIONAL)

saya mau bercerita tentang budaya yang telah mulai luntur dengan adanya perkembangan zaman modern saat ini, karena saya berprofesi sebagai guru PENJASORKES di salah satu instansi di daerah saya, saya akan bercerita masalah olahraga dan permainan tradisional yang sekarang

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 03 Juli 2012

PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI dan OLAHRAGA

PENDIDIKAN JASMANI dan OLAHRAGA


Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru Pendidikan jasmani harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif. selama pembelajaran, seluruh aspek perkembangan manusia psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus dihadapi guru.

Tujuan Pendidikan Jasmani

Menutur Dr. Syarifudin M.Pd dalam Pokok-pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmani mencakup empat komponen, yakni :
1.) komponen organik, merupakan gambaran tujuan aspek fisik dan psikomotor yang harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi ; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantung dan otot.
2.) komponen neuromuskuler merupakan gambaran tujuan yang meliputi aspek kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan, keseimbangan, dan kecepatan.
3.) komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan kognitif
4.) komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan afektif

Jika kita amati dan cermati dengan baik, maka tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Dr. Syarifudin M.Pd sesuai dengan tujuan yang terdapat pada kurikulum 2004, yaitu :
1.) meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam Pendidikan Jasmani.
2.) membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
3.) menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar Pendidikan Jasmani.
4.) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokrasi melalui aktivitas jasmani.
5.) mengembangkan kemampuan gerak dalam keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
6.) mengembangkan ketermapilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melaluia berbagai aktivitas jasmani.
7.) mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
8.) mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.
9.) mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

Untuk itu dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani terutama dalam pembelajarannya perlu suatu rancangan yang tepat dan benar agar tujuan pendidikan jasmani akan tercapai dengan baik, efektif dan efisien. Mengingata pendidikan jasmani ini dilakukan di lingkungan sekolah dengan sarana, prasarana terbatas dan mengacu pada waktu yang telah ditetapkan kurikulum

maka dari itu kita sebagai guru PENJASORKES harus tau batasan - batasan tentang pendidikan jasmani dengan olahraga, karena kedua berbeda, yang mana cuma disatukan dalam satuan kurikulum yang tertuang dalam silabus. disini juga bisa kita dapatkan perbedaan antara PENDIDIKAN JASMANI dan OLAHRAGA jadi kita tahu apa itu PENDIDIKAN JASMANI dan OLAHRAGA.

Silakan aj DOWNLOAD DISINI


Senin, 02 Juli 2012

PENJASORKES ( SILABUS, RPP )

RASIONAL_Nya
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.


Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.


Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. 


Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman.


HAKEKAT PENDIDIKAN JASMANI

Pendidikanjasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.


Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus menerus dilakukan. Upaya itu mengejewantah dalam berbagai kegiatan dan program, dari mulai upaya meningkatkan mutu guru yang menjadi ujung tombak di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran, hingga perubahan kurikulum seperti yang saat ini sedang dilakukan pemerintah melalui perubahan Kurikulum Nasional Tahun 2004 kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


Perubahan Kurikulum memang bukan satu-satunya solusi dalam menangani permasalahan mutu, tetapi hanya salah satu faktor yang mendorong perubahan yang sifatnya mendasar, termasuk mendorong perubahan paradigma yang membelenggu semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk guru. Bahkan, dalam kondisi saat ini, perubahan kurikulum saja diasumsikan tidak akan membantu banyak dalam upaya perubahan mutu tersebut, karena guru sendiri belum melihat kurikulum dari perspektif yang benar. Mereka masih melihat kurikulum sebagai “buku resep masakan” yang sudah jadi, tinggal mengumpulkan bahan yang disebutkan dalam Silabus dan melakukannya persis seperti yang diminta, seperti sudah dipraktekkan selama ini.


Ketika kurikulum yang saat ini hendak diberlakukan (KTSP) bersifat berbeda dalam kemudahannya untuk digunakan sebagai resep, karena mereka harus menentukan resep masakannya sendiri dalam bentuk Silabi, maka kebingungan dan salah kaprahpun merebak, di samping nama kurikulum berbasis kompetensi pun memang masih sangat kurang familiar di telinga para guru. Bahkan para ahli pun hingga sekarang belum secara kompak sepakat kata dalam menentukan “kompetensi” dari setiap mata pelajaran.


Ambil contoh dalam matapelajaran pendidikan jasmani, yang hingga saat ini masing-masing penetapan butir kompetensinya masih simpang siur, sesuai selera dan kepekaan masing-masing, terutama karena berangkat dari kaca mata sendiri-sendiri. Pada tahap awal, perbedaan pandangan tersebut harus diminimalisir dengan adanya sebuah pedoman dalam penyusunan silabus, bahkan jika mungkin sampai pada petunjuk pelaksanaan pembelajaran dan sistem evaluasinya.
Hal ini dipandang penting agar guru mampu keluar dari belenggu pemikiran gaya lama, dan pada saatnya mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun silabusnya sendiri serta secara tepat merumuskan materi ajar dan pengalaman pembelajaran bagi siswanya.


MASALAH YANG ADA



Rendahnya tingkat kebugaran jasmani peserta didik pada sekolah dari semua tingkat satuan pendidikan di Indonesia dapat dijadikan satu petunjuk umum bahwa mutu program pendidikan jasmani di Indonesia masih rendah. Rendahnya mutu hasil pembelajaran pendidikan jasmani dapat disimpulkan dari keluhan masyarakat olahraga yang mengindikasikan bahwa mutu bibit olahragawan usia dini dari sekolah-sekolah kita sangat rendah. 

Dari survey yang dilakukan oleh Pusat Kesegaran jasmani Depdiknas terdahulu, diperoleh informasi bahwa hasil pembelajaran Penjas di sekolah secara umum hanya mampu memberikan efek kebugaran jasmani terhadap kurang lebih 15 persen dari keseluruhan populasi peserta didik (Ditjora, 2002).

Tujuan penyusunan naskah akademik adalah untuk memberikan pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengembang kurikulum masa depan mata pelajaran penjas; Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap pengembang kurikulum masa depan dan sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran penjas pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Ruang lingkup naskah akademik adalah mencakup kajian standar isi mata pelajaran Penjasorkes SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA dengan melibatkan unsur dari puskur, pakar dari Universitas (PT), guru (SD, SMP, dan SMA), dan pemerhati pendidikan.. Kegiatan dilaksanakan melalui Kajian dokumen, Kajian literatur, Kajian pelaksanaan standar isi di lapangan, Seminar, Diskusi Temuan yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah, bahwa Kurikulum 2004/SI Serba perilaku motorik, tidak memasukkan unsur kognitif-reflektif, socio-motor dan afektif dalam ruang lingkupnya; Terlalu melingkupi, seolah-olah semua materi “memungkinkan” untuk diimplementasikan di sekolah tanpa memperhatikan kondisi dan kemampuan sekolah; Berorientasi pada model kurikulum yang menekankan penguasaan teknik dasar dan keterampilan olahraga. Dari segi pelaksanaan dapat ditemukan beberapa hal sebagai berikut: Tidak terlihat adanya pengayaan pendekatan, gaya, metode, model serta strategi pembelajaran; Penjas terperangkap oleh paradigma dan orientasi tunggal “Pembinaan Usia Dini Pelatihan Olahraga;”Guru Penjas tidak lagi santun, tetapi lebih berwajah keras dan relatif penuh “hardikan;”Proses belajar tidak lagi bersifat pengasuhan dan tugas ajar tidak lagi berasas DAP. 

Sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut perlu: Revisi latar belakang standar isi mata pelajaran pendidikan jasmani; Pemisahkan SK dan KD permainan olahraga bola besar dan kecil, Atletik dan Beladiri menjadi SK dan KD tersendiri; Menggabungan SK dan KD Uji diri dan Aktivitas Ritmik menjadi SK dan KD Aktivitas Senam; SK dan KD Pola Hidup Sehat direvitalisasi termuat pada mata pembelajaran IPA. Dan yang perlu diperhatikan, bahwa Kurikulum Pendidikan Jasmani di masa depan selayaknya sudah mulai dirancang dengan memperhitungkan sebuah hasil ekstrapolasi tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat di masa depan, agar mampu memainkan peranan yang strategis dalam upaya
merekonstruksi masyarakat Indonesia di masa depan.

Tetapi semua itu kembali lagi kepada SDM para pendidik atau guru pengajar (PENJASORKES) sebagai ujung tombak pendidikan di Negeri kita ini, khususnya guru PENJASORKES yang menurut saya image di masyarakat buruk, karena dengan adanya masalah guru seenaknya saja tanpa melihat tujuan dan hakekat dari pendidika Jasmani tersebut. contoh kasusnya guru enak duduk aj tetapi siswanya disuruh lari dan sebagainya, guru cuma hanya nyuruh tapi tidah pernah memberikan contoh, sehigga dimata masyarakat dan murid beramsumsi atau berpendapat, meskipun saya bisa jadi guru PENJASORKES kalo cuma gt doang. itu yang terjadi dimasyarakat sehingga PENJASORKES selalu diremehkan.

Maka dari itu mari kita ubah persepsi atau image itu dengan pengetahuan dan kinerja kita. Jadi bagi temen - temen yang mau mendownload Perangkat Pembelajaran PENJASORKES Berkarakter dan standar ISO lengkap silakan DOWNLOAD DIISINI 

JAYA GURU PENJASORKES..............SALAM OLAHRAGA
heheheeheheeheheehe,,,,,,,,,,,,,,maap kalo ada kata-kata yang menyinggung perasaan temen-temen atau orang yang tersinggung,,,,sekali lagi saya MINTA MAAP..........
TERIMA KASIH,,,